Sabtu, 15 Desember 2012

What is friendship?


For me, friendship is about tolerate. Yap, toleransi. Berani berteman, itu artinya kamu harus berani menerima perbedaan satu sama lain. Dan jangan sekali-kali kamu ngejudge kalau kamu ngerasa nggak cocok sama dia hanya karena sifat kalian bertolak belakang. Sometimes, yang bertolak belakang itu justru bisa saling melengkapi. Like a puzzle. Temanmu adalah pengisi kekuranganmu.

Berteman, nggak selamanya selalu sejalan. I mean, kadang di tengah jalan muncul ketidaknyamanan atas sifat dari teman kita. Dan penyebab ketidaknyamanan itu tidak lain dan tidak bukan adalah ego, suatu pertahanan terhadap keyakinan kita akan pembenaran diri. Wajar jika ego kita muncul ke permukaan secara tiba-tiba. Itu manusiawi. 

Tapi coba bayangkan jika ego kamu dan temanmu muncul disaat bersamaan, mereka akan bertubrukan satu sama lain dan saling melukai. Namun jika kamu sudah dewasa, kamu akan tahu saat itu adalah saatnya kamu mengalah.

Ada kalanya kita membandingkan teman yang satu dengan teman yang lain. Teman saat sekolah dengan teman saat kuliah, si A yang enak diajak curhat dengan si B yang kelihatan nggak peduli sama kita, atau dia yang sering nggak klik sama kita dengan dia yang punya sifat sama dengan kita. Kali ini ujung-ujungnya kita harus kembali ke definisi dari berteman.

Friendship is about tolerate. Dari perbedaan akan tercipta satu kesatuan. Right?

Pernah suatu ketika menonton acara Hitam Putih, Deddy Corbuzier berkata "Selama ini orang berpikir, sahabat yang baik itu adalah sahabat yang ada disaat kita susah/sedih, tapi kalau menurut saya, sahabat yang baik justru adalah dia yang ada disaat kita senang. Kalau saya sedih, saya lebih memilih untuk menyendiri dan merenung. Tapi coba bayangkan ketika anda sedang senang, misalnya sedang ulang tahun, tidak ada sahabat disamping anda, tidak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun, bukankah itu lebih menyedihkan?"

Saya setuju dengan statement itu. Kenapa kita harus mempertanyakan kemana teman kita disaat kita sedih? Justru mereka yang ada disaat kita bahagia adalah yang terbaik. Ketika kamu sedih dan kamu tahu teman kamu sedang bahagia, try to hide your sadness dan tersenyumlah. Atau jika kamu sudah benar-benar tidak bisa untuk tersenyum, menghindarlah, jangan memaksa untuk ikut nimbrung karena itu bisa memicu munculnya ego dengan perkataan "Tolong lo ngertiin gue!". Kamu tahu dengan begitu kamu bisa merusak kebahagiaan temanmu. Itu lebih kejam daripada nggak ada yang peduli saat kita sedih. Sure!

Disini, bukan berarti saya sudah bisa menjadi sahabat yang baik buat sahabat-sahabat saya. Saya cuma berusaha menjadi diri sendiri dan memahami setiap karakter mereka. Try to change the words "Coba lo ada di posisi gue!" dengan "Coba ya gue ada di posisi lo...".

Dan yang terakhir, jangan gengsi ngucapin "Maaf" dan "Terima kasih". Dua kata itu sangat ampuh mengikat tali persahabatan lebih kuat. Berdasarkan pengalaman sih.
                


2 komentar: