Rabu, 18 Januari 2012

Kata Mereka

Entah mengapa, akhir-akhir ini banyak hal yang membuat saya tertegun. Bukan perihal kejutan, tapi semua ini cukup membuat saya terkejut beberapa detik, berpikir sehari semalam lalu membuat kesimpulan sendiri. Saya menyukainya. Saya suka menganalisis apa saja yang tidak terduga terjadi pada saya. Contohnya kata-kata dari beberapa orang disekitar saya.

1.       “Lo tuh keponya keterlaluan. Itu artinya hidup lo ngebosenin,”

Ini kata salah satu teman terdekat saya. Saya yang notabennya ceplas ceplos, sempat dibuat tertegun dengan kata-kata itu. Saya memang kepo (mau tau urusan orang lain), tapi apa itu menandakan hidup saya ngebosenin? Ternyata tidak juga. Saya kepo tapi bukan berarti saya mau ikut campur urusan orang lain. Banyak kok manfaat dari kepo. Dengan kekepoan saya ini, saya bisa tau apa yang dirasakan teman-teman saya saat ini tanpa harus mendengar curhatan mereka secara langsung. Ya lewat curhatan mereka di jejaring sosial tentunya. Dan itu cukup membantu saya untuk mengambil sikap dengan mereka yang moodnya sedang tidak baik.

2.       “Parah, lo satu-satunya cewek yang bilang gue freak!”

Kata teman lelaki saya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke muka saya. Entah kenapa, saya suka menjadi satu-satunya orang yang melakukan sesuatu. Rasanya seperti Alexander Graham Bell yang pertama kali menemukan telepon.

3.       “Nggak usah mikirin kado buat mama, dapetin nilai bagus aja buat kado mama,”

Yes, it’s from my super lovely mom. I love her too much and much. I’ll do my best for her. May Allah answer my pray to give her the best protection in every step she takes.

4.       “Sini, Han. Gue kangen,”

Ah, ini dia. Sebuah kata kangen yang bikin saya kangen luar biasa. Itu dari—entah saya harus menyebutnya siapanya saya. Yang jelas saya kangen setelahnya.

5.       “Amiiiin,”

Sebuah kata sederhana dari adik semata wayang saya yang mengamini doa dari saya. “Semoga keterima PTN ya”

6.       “Tata’ Hani...”

Haha. Itu dari Fariz, si kecil lucu anak mbak kost. Saya senang mendengar suaranya memanggil nama saya. Terdengar polos.

7.     “Hidayah itu seperti hujan. Terserah kita mau membiarkannya jatuh atau menadahnya dengan tangan kita,”

Kata kak nungky, mentor saya di forum kedokteran islam. Dia menjelaskan tentang hidayah. Ternyata hidayah itu tidak datang dengan sendirinya. Hidayah itu perlu niat dan kemauan. Dan jangan diam saja! Kejar si hidayah sampai dapat. Allah menyukai orang yang mau belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar